Who's daisy? Berapakali pertanyaan itu terlintas difikiran. Ya seperti sekarang, kebiasaan perempuan jika sudah membuka sosial medianya seperti instagram pasti segala hal dilihat. Akupun begitu. Berawal dari iseng, semua foto aku lihat satu persatu. Dan sampai aku melihat foto dia (lagi). Aku tersenyum melihat sosok perempuan yang ada di foto tersebut. Akupun melanjutkan untuk melihat akunnya dan membuka semua fotonya, dari yang dia post sendiri sampai yang di tag oleh orang lain. 15 menit lamanya baru aku (mungkin) merasa puas, lalu beralih untuk mendengarkan musik dan tertidur. Mata terpejam, musik mengalun, namun hati dan fikiran merasa gelisah.
"Penyakit lamaku kambuh lagi" kataku dalam hati.
Kadang aku pernasaran, apa hanya aku yang merasakan seperti ini? 2 jam lamanya fikiran dan hati aku biarkan melakukan apa yang mereka mau. Toh aku tau gelisah ini sulit sekali hilang, seminggupun dia setia datang. Jadi aku memilih untuk menikmatinya saja, rasa perih tanpa sebab yang mungkin suatu saat akan kurindukan?
Gadis itu, adik kelas disekolahku. Aku dan dia tidak ada hubungan khusus. Hanya sekedar saling tau. Akupun mengenal dia sejak dia duduk di bangku SMP dan aku duduk di kelas 10 SMA ketika dia menjalin hubungan dengan kakak kelas yang kebetulan satu ekskul denganku. Dia cantik, sangat cantik. Cantik yang sempurna yang baru aku tau yang dia dapat dari ayah dan ibunya yang juga berparas sempurna. Ntah masih bisakah dia disebut manusia, karna mungkin lebih pantas disebut malaikat. Wajah oval dengan pipi chubby yang pas, mata bulat yang dihiasi bulu mata yang lentik dan panjang serta alis tebal yang rapih, hidung mancung mungil, badan tinggi serta langsing hasil dari latihan basket yang rutin, dan kulit putih bersih seperti bayi yang tidak bisa menghitam. Ohya nilai plus pula dengan senyum manis dengan gigi rapih dengan gingsul yang mungil. Sulit dipercaya perempuan cantik seperti ini bisa aku lihat dengan mata kepala aku sendiri, bahkan satu sekolah denganku bukan sekedar yang hanya dapat dilihat dimajalah atau TV. Semua suka padanya, adik dan kakak kelas perempuan dan pastinya para laki-laki. Akupun salah satu yang mengagumi kesempurnaannya sejak awal melihat dia. Tapi aku sama sekali tidak mengira, kecantikannya akan menjadi kegelisahan dihati.
Perempuan sempurna, siapa yang tidak menyukainya? Terutama para laki-laki yang bisa jatuh cinta dalam satu kali pandangan termasuk ksatriaku. Ksatriakupun hanya lelaki biasa, lelaki normal yang juga bisa menyukai perempuan-perempuan cantik seperti dia. Bahkan ksatriaku menyukai perempuan itu sebelum dia kenal aku. Itu sudah lama, dan sudah berlalu. Sayang sakitnya tidak berlalu.
Perempuan itupun tidak tau dibalik senyum yang aku berikan tiap bertemu mengandung makna lain. Perempuan itu tidak tau bahwa sebenarnya aku ingun sekali menangis dan memohon kepadanya untuk tidak muncul didepanku, karna parasnya terlalu menyakitkan untuku. Sungguh aku tidak menyalahkan sempurnanya dia, tapi melihatnya membuat aku merasa malu. Andai dia tau, bahwa dia berhasil membuat ksatriaku terpana. Andai dia tau sebelum semua orang memuji keserasian antara kami, ksatriaku pernah lebih dulu mencintai dia. Andai dia tau, aku dan ksatria yang orang-orang puji keromantisannya ada karna ketidakmampuan ksatriaku untuk menggapai dia.
Andai dia tau, dia pasti mengerti bagaimana sakitnya aku melihat wajahnya.
Lagi-lagi aku tersenyum menuliskan ini semua. Karna memang dia tidak akan tau dan tidak perlu tau. Aku bisa malu sendiri jika semua orang tau aku iri dengan kecantikannya, aku bisa disebut tidak tau diri. Memangnya aku siapa?
Karna bagaimanapun usahaku, aku tetaplah aku. Dan bagaimanapun dia, dia tetaplah yang sempurna dan yang dicinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar