Rabu, 01 Juli 2015

A Secret Accident for Allah and I

Di dalam hening malam, ku ungkapkan segala penat kehidupan ini pada Mu ya Rabb ku.
Air mata yang terus mengalir membasahi pipi, seolah tak cukup untuk mengungkapkan semua yang kurasakan.

Entahlah, semenjak kejadian itu aku hanya merasakan kesendirian yang teramat sangat meski dalam keramaian.
Karna tak akan ada yang mengerti bahkan dia sekalipun.
Ingin cepat aku pergi dari tempat itu dan menceritakan semuanya padaMu, meski Engkau tentu sudah tau.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, aku sadar aku tak boleh seperti ini terus.
Aku mulai berpikir bahwa mungkin ini adalah caraMu menjagaku.

Dan ketikua aku pulang dan berada dalam kesendirian, mulai kutemukan ketenangan dalam dekatku pada Mu.
Mulai kurasakan dekapanMu yang dulu tak pernah kurasakan ketika aku jauh dariMu.
Ini adalah sisi positif dari apa yang baru saja terjadi dengan hatiku atasnya.

Mungkin Engkau cemburu melihatku mencintai ciptaanMu dengan berlebihan.
Hingga Kau patahkan hatiku, agar aku kembali berharap padaMu.
Satu yang selalu aku minta pada Mu ya Rabb ku, Kelak buatlah aku bersyukur atas apa yang terjadi saat ini.

Karena aku percaya bahwa janjiMu itu pasti.
Karna aku yakin jalanMu adalah yang terbaik.

Tapi, izinkan aku bertanya satu hal padaMu. Kapan namanya akan berhenti terucap dalam sujudku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar