Kamis, 25 Juni 2015

Jika Benar Cinta

Cinta.
Apa yang terlintas ketika mendengar dan melihat kata tersebut?
Biasa saja? Bullshit? Sebuah perasaan? Rasa suka?
Jawaban berbeda dari tiap kepala itu wajar. Banyak, terlalu banyak arti dari satu kata itu.

Untuk kalian yang belum terlalu memahami, jangan mencoba mencari jawaban. Karna cinta bukan tentang apa yang kau fikirkan, bukan tentang memahami dari apa yang kau baca. Cinta tidak sesederhana itu. Mungkin terlalu banyak bacaan dan totonan yang menampilkan apa itu cinta, tapi percayalah jangan terburu-buru atau kau akan menyesal.

Aku sendiri adalah seseorang yang sangat menyesali telah berlaku sok paham apa itu cinta sejak dulu. Menyedihkan, apa yang aku katakan soal cinta selalu benar, apa yang aku ungkapkan soal cinta selalu menyentuh, padahal aku tak merasakan apa yang aku katakan. Aku menyesal berkata cinta pada lelaki-lelaki terdahulu. Dan semoga mereka tidak menganggap serius, karna membayangkannya saja sudah membuatku mual.

Saat ini aku merasakan apa itu cinta. Aku menyadari ini lah cinta, ketika fikiran tidak berguna sama sekali. Cinta adalah emosi, seorang jenius pun tak menjamin berhasil mengendalikan cinta. Aku menyadari inilah cinta, saat aku mulai memandang dunia dari matanya, saat aku menerawang semua kejadian dari fikirannya, dan saat aku melakukan sesuatu dari hatinya.

Cinta bukan sekedar hubungan antara lelaki dan perempuan yang biasa aku alami dan biasa aku lihat. Percayalah, cinta lebih dari sekedar itu. Cinta adalah anugrah terindah, cinta adalah keajaiban. Cinta mampu mengubah hidup seseorang. Cinta tak butuh pengalaman, tak butuh bacaan, tak butuh nasihat. Cinta adalah cinta.

Aku bertemu dengannya, dan semuanya seakan telah selesai. Iya, apa yang aku butuhkan telah aku miliki. Persetan dengan semua orang, aku hanya ingin bersama dia. Cinta masa lalu hanyalah sampah, hanya lelucon memuakan bahkan tak pantas disebut cinta. Kesal rasanya, aku ingin mengembalikan masa laluku dan menghapus semuanya. Karna pria yang sedang bersamaku sangat berharga, tak pantas mendapatkan pendamping yang memiliki masa lalu yang buruk. Jika tau aku memang akan mendapatkan pria sepertinya, aku tak akan mau perna memiliki hubungan dengan lelaki lelaki di masa laluku. Sekali lagi, memuakan. Mengatas namakan cinta yang hanya sekedar kata. Ketika akhirnya merasakan cinta sesungguhnya bau tau rasa penyesalan.

Bila memang ini bukan cinta, itu sangat tidak mungkin. Pernahkah kau berkorban begitu besar hanya untuk cinta? Pernahkah kau setia diluar yang kau bayangkan hanya untuk cinta? Pernahkah segala hal yang kau lakukan hingga yang terkecil sekalipun kau lakukan hanya untuk cinta? Pernahkah kau melihat tawa bahagia seseorang dan duniamu seakan berhenti dan kau seakan ingin menangis saking senangnya dengan apa yang kau lihat?
Pernah? Itulah yang aku rasakan sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar